Rekanita, Setelah reorganisasi (pergantian pengurus) maka diperlukan sebuah pengesahan agar sebuah kepengurusan tersebut legal. berikut adalah prosedur permohonan pengesahan Mulai dari PC, PAC, PR/ PK IPPNU. Yuk... Let's Read it :-)
Belajar Berjuang Bertaqwa
(Ketentuan
pengesahan PPO)
Pasal 194
Pengesahan Pimpinan Cabang
1.
Setelah selesainya Konferensi Cabang, pimpinan cabang mengajukan permohonan
rekomendasi tentang susunan pengurus Pimpinan Cabang yang bersangkutan kepada
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dan PW IPPNU setempat.
2.
Pimpinan cabang selanjutnya mengajukan surat permohonan
pengesahan tentang kepengurusan Pimpinan Cabang yang bersangkutan kepada
Pimpinan Pusat.
3.
Surat permohonan rekomendasi
sebagaimana ayat (1) dan permohonan pengesahan sebagaimana ayat (2) harus disertakan lampiran:
a.
Hasil-hasil
keputusan konferensi cabang;
b.
Berita acara dan atau surat keputusan
Konferensi Cabang tentang pemilihan ketua Pimpinan Cabang;
c.
Berita acara penyusunan kepengurusan oleh tim
formatur cabang;
d.
Susunan pengurus Pimpinan Cabang lengkap;
e.
Surat rekomendasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
setempat;
f.
Surat rekomendasi Pimpinan Wilayah IPPNU setempat.
4.
Surat permohonan pengesahan ditandatangani oleh ketua dan sekretaris pimpinan cabang.
5.
Surat permohonan pengesahan ditembuskan kepada
Pimpinan Wilayah IPPNU dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
setempat.
6.
Bentuk dan format surat permohonan pengesahan
sebagaimana surat umum yang telah diatur dalam Pedoman Administrasi IPPNU.
7.
Jika semua persyaratan pengajuan telah terpenuhi,
Pimpinan Pusat wajib menerbitkan surat pengesahan.
8.
Bentuk dan format surat pengesahan diatur dalam
Pedoman Administrasi IPPNU.
9.
Apabila dalam hal kepengurusan Pimpinan Cabang yang bersangkutan bermasalah
dan atau persyaratan pengajuan belum lengkap, Pimpinan Pusat berhak tidak
menerbitkan surat pengesahan sampai masalah selesai dan atau semua syarat-syarat
pengajuan dipenuhi.
10.
Surat Pengesahan ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris
Umum Pimpinan Pusat dengan tanda tangan dan stempel basah.
11.
Surat Pengesahan dikirim kepada Pimpinan Cabang yang bersangkutan dengan tembusan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pimpinan Wilayah
IPPNU dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama setempat.
Pasal 196
Pengesahan Pimpinan Anak Cabang
1. Setelah
selesainya Konferensi Anak Cabang, Pimpinan Anak Cabang mengajukan permohonan rekomendasi tentang
susunan pengurus Pimpinan Anak Cabang yang bersangkutan kepada Majelis Wakil
Cabang Nahdlatul Ulama setempat.
2. Pimpinan Anak Cabang
selanjutnya mengajukan surat permohonan pengesahan tentang kepengurusan
Pimpinan Anak Cabang yang bersangkutan kepada Pimpinan Cabang.
3. Surat
permohonan rekomendasi sebagaimana ayat (1) dan permohonan pengesahan sebagaimana ayat (2) harus disertakan
lampiran:
a.
Hasil-hasil keputusan
konferensi anak cabang;
b.
Berita acara dan atau surat keputusan
Konferensi Anak Cabang tentang pemilihan ketua Pimpinan Anak Cabang;
b. Berita acara penyusunan
kepengurusan oleh tim formatur;
c. Susunan kepengurusan Pimpinan
Anak Cabang;
d. Surat rekomendasi Majelis
Wakil Cabang Nahdlatul Ulama setempat.
4. Surat
permohonan pengesahan sebagaimana ayat (2) ditandatangani oleh ketua dan sekretaris pimpinan anak cabang.
5. Surat
permohonan pengesahan ditembuskan kepada Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama
setempat.
6. Bentuk
dan format surat permohonan pengesahan sebagaimana surat umum yang telah diatur
dalam Pedoman Administrasi IPPNU.
7. Jika semua persyaratan pengajuan telah terpenuhi,
Pimpinan Cabang wajib menerbitkan surat pengesahan.
8.
Apabila dalam hal kepengurusan Pimpinan Anak Cabang yang
bersangkutan bermasalah dan atau persyaratan pengajuan belum lengkap, Pimpinan
Cabang berhak tidak menerbitkan surat pengesahan sampai masalah selesai dan atau semua syarat-syarat pengajuan dipenuhi.
9.
Bentuk dan format surat pengesahan diatur dalam
Pedoman Administrasi IPPNU.
10.
Surat pengesahan harus ditandatangani oleh Ketua
dan Sekretaris Pimpinan Cabang dengan tanda tangan dan stempel basah.
11.
Surat pengesahan dikirim kepada Pimpinan Anak
Cabang yang bersangkutan tembusan kepada Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dan Pengurus Majelis Wakil Cabang
Nahdlatul Ulama setempat.
Pasal 197
Pengesahan Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak Ranting
1. Setelah
selesainya rapat anggota, Pimpinan Ranting dan atau Pimpinan Anak Ranting mengajukan
permohonan rekomendasi tentang susunan pengurus Pimpinan Ranting dan atau Pimpinan Anak Ranting yang bersangkutan kepada Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama setempat.
2. Pimpinan
Ranting dan atau Pimpinan Anak Ranting selanjutnya
mengajukan surat permohonan pengesahan tentang kepengurusan pimpinan yang bersangkutan kepada
Pimpinan Cabang.
3. Surat
permohonan rekomendasi sebagaimana ayat (1) dan permohonan pengesahan sebagaimana ayat (2) harus disertakan
lampiran:
a.
Hasil-hasil keputusan rapat anggota;
b.
Berita acara dan atau surat keputusan rapat
Anggota tentang pemilihan ketua Pimpinan Ranting dan atau Anak Ranting;
c.
Berita acara penyusunan kepengurusan oleh tim
formatur;
d.
Susunan pengurus Pimpinan Ranting dan atau pimpinan Anak Ranting;
e.
Surat rekomendasi pengurus
ranting NU setempat;
4. Surat
permohonan pengesahan ditandatangani oleh ketua dan sekretaris
Pimpinan Ranting dan atau Pimpinan Anak Ranting.
5. Surat
permohonan pengesahan ditembuskan kepada Pimpinan Anak Cabang.
6. Bentuk
dan format surat permohonan pengesahan sebagaimana surat umum yang telah diatur
dalam Pedoman Administrasi IPPNU.
7. Jika semua persyaratan pengajuan telah terpenuhi,
Pimpinan Cabang wajib menerbitkan surat pengesahan.
8. Apabila dalam hal kepengurusan Pimpinan Ranting dan atau Pimpinan Anak Ranting yang bersangkutan bermasalah dan atau persyaratan pengajuan
belum lengkap, Pimpinan Cabang berhak tidak menerbitkan surat pengesahan sampai
masalah selesai dan atau semua syarat-syarat pengajuan dipenuhi.
9. Bentuk dan format surat pengesahan diatur dalam
Pedoman Administrasi IPPNU.
10. Surat pengesahan harus ditandatangani oleh Ketua
dan Sekretaris Pimpinan Cabang dengan tanda tangan dan stempel basah.
11. Surat pengesahan dikirim kepada Pimpinan Ranting dan atau Pimpinan Anak Ranting yang bersangkutan dengan tembusan kepada Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dan Pengurus
ranting Nahdlatul Ulama setempat.
Pasal 198
Pengesahan Pimpinan Komisariat
1. Setelah
selesainya rapat anggota, Pimpinan Komisariat mengajukan permohonan rekomendasi tentang susunan
pengurus Pimpinan Komisariat yang bersangkutan kepada pimpinan lembaga pendidikan atau
pondok pesantren setempat.
2. Pimpinan
Komisariat selanjutnya
mengajukan surat permohonan pengesahan tentang kepengurusan pimpinan Komisariat yang bersangkutan kepada Pimpinan Cabang.
3. Surat
permohonan rekomendasi sebagaimana ayat (1) dan permohonan pengesahan sebagaimana ayat (2) harus disertakan
lampiran:
a.
Hasil-hasil keputusan rapat anggota;
b.
Berita acara dan atau surat keputusan rapat
Anggota tentang pemilihan ketua Pimpinan Komisariat;
c.
Berita acara penyusunan kepengurusan oleh tim
formatur;
d.
Susunan pengurus Pimpinan Komisariat;
e.
Surat rekomendasi pimpinan
lembaga pendidikan atau pondok pesantren setempat;
4. Surat
permohonan pengesahan ditandatangani oleh ketua dan sekretaris
Pimpinan Komisariat .
5. Surat
permohonan pengesahan ditembuskan kepada Pimpinan Anak Cabang.
6. Bentuk
dan format surat permohonan pengesahan sebagaimana surat umum yang telah diatur
dalam Pedoman Administrasi IPPNU.
7. Jika semua persyaratan pengajuan telah terpenuhi,
Pimpinan Cabang wajib menerbitkan surat pengesahan.
8. Apabila dalam hal kepengurusan Pimpinan Komisariat yang
bersangkutan bermasalah dan atau persyaratan pengajuan belum lengkap, Pimpinan
Cabang berhak tidak menerbitkan surat pengesahan sampai masalah selesai dan atau semua syarat-syarat pengajuan dipenuhi.
9. Bentuk dan format surat pengesahan diatur dalam
Pedoman Administrasi IPPNU.
10. Surat pengesahan harus ditandatangani oleh Ketua
dan Sekretaris Pimpinan Cabang dengan tanda tangan dan stempel basah.
11. Surat pengesahan dikirim kepada Pimpinan Komisariat yang
bersangkutan dengan tembusan kepada Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dan lembaga pendidikan atau pondok pesantren setempat.